Jumat, 30 November 2012

Arti nama orang Bali


Nama orang Bali ini merupakan salah satu keunikan yang ada di Bali dan saat ini sebagian besar orang Bali masih menggunakannya. Mungkin anda yang bukan orang Bali bertanya-tanya; mengapa nama depan orang Bali ada kemiripan satu sama lainnya.

Orang Bali umumnya memiliki nama depan seperti I Putu, I Wayan, I Gede, I Made, I Nyoman, I Ketut dst. Ada juga yang memiliki nama depan seperti Ida  Bagus, Cokorda, I Gusti, Anak Agung, dst. Lalu apa sebenarnya makna dari nama-nama depan tersebut?

Nama orang Bali pada umumnya relatif panjang. Sebagai contoh I Dewa Agung Arjuna cukup panjang bukan? Itu padahal nama intinya hanya satu kata yaitu “Arjuna”, bisa jadi lebih panjang lagi jika nama intinya lebih dari satu kata. Lalu apa maksud dari “I Dewa Agung Made” pada nama tersebut?

Nama orang Bali umumnya diawali dengan sebutan yang mencirikan kasta (wangsa) dan urutan kelahiran. Sebelum saya melanjutkan, disini saya tidak ingin membahas masalah kasta yang sering menjadi pro dan kontra dimasyarakat khususnya di Bali.

Jadi, nama orang Bali menjadi panjang karena didepannya ada embel-embel kasta atau nama keluarga (semacam marga) dan urutan kelahiran. Seperti “I Dewa Agung” adalah mencirikan ia berasal dari kasta Ksatria. Selain embel-embel kasta, ada juga kata “Made”. Ini adalah mencirikan bahwa ia anak kedua. Jadi pada umumnya orang Bali bisa diketahui dia anak keberapa dari nama depannya.

Menurut “sastra kanda pat sari” nama-nama depan khas Bali itu sejatinya tidak lebih sebagai macam penanda urutan kelahiran sang anak, dari pertama hingga keempat, adalah sebagai berikut:

1.    Anak pertama biasanya diberi awalan “Wayan” diambil dari kata wayahan yang artinya tertua /lebi tua. Selain Wayan, ada juga yang memakai Gede atau Putu. Dua nama ini biasanya digunakan oleh orang Bali dibelahan utara dan barat. Kata “Putu” artinya cucu, sedangkan “Gede” artinya besar/lebih besar. Dan untuk anak perempuan kadang diberi tambahan kata “Luh” yang dalam bahasa Bali artinya perempuan.

2.    Made” diambil dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua. Dibeberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depan “Nengah” yang juga diambil dari kata tengah. Ada juga yang menggunakan kata “Kadek” merupakan serapan dari “adi” yang kemudian menjadi “adek” yang bermakna utama, atau adik.

3.    Anak ketiga biasanya diberkan nama depan “Nyoman” atau “Komang” yang konon diambil dari kata nyeman (lebih tawar) yang mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, dimana ada bagian yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cuku tawar. Nyoman ini konon berasal juga dari serapan “anom+an” yang bermakna muda. Kemudian dalam perkembangan menjadi komang yang secara etimologis berasal dari kata uman yang yang bermakna “sisa” atau “akhir”. Jadi menurut pandangan hidup kami sebaiknya sebuah keluarga memiliki tiga anak saja. Setelah beranak tiga, kita disarankan untuk lebih “bijaksana”. Namun jaman dahulu, obat herbal tradisional kurang efektif untuk mencegah kehamilan, coitus interruptus tidak layak diandalkan, dan aborsi selalu dipandang jahat, sehingga sepasang suami istri mungkin saja memiliki lebih dari tiga anak.

4.    Anak keempat diawali dengan sebutan”Ketut”, yang merupakan serapan “ke+tuut” – ngetut yang bermakna mengikuti atau mengekor. Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno Kitut yang berarti sebuah pisang kecil diujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak bonus yang tersayang. Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit orang Bali yang bertitle Ketut. Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang bali akan punahnya sebutan kesayangan ini.


Bila keluarga berencana gagal, dan sebuah keluarga memiliki lebih dari empat anak? Disini ada dua alternatif yang bisa dipakai orang tua untuk memberi nama depan pada anak kelima, keenam, dan seterusnya:

·         Nama depan untuk anak kelima dan seterusnya mengulang kembali nama-nama depan sebelumnya sesuai urutannya.

·         Ada orang tua yang sengaja menambahkan kata “Balik” setelah nma depan anaknya untuk memberi tanda bahwa anak tersebut lahir setelah anak yang keempat. Contohnya: I Wayan Balik Sudana

Selanjutnya untuk membedakan jenis kelamin, orang bali mengawali setiap nama dengan menambah satu kata lagi, yaitu:

·         Awalan “I” untuk anak laki-laki, contohnya I Ketut Sujana

·         Awalan “Ni” untuk anak perempuan, contohnya Ni Komang Suartini

Demikian penjelasan nama-nama orang Bali yang masih bertahan hingga saat ini. Bali memang kental dengan adat-istiadat yang masih kuat sehingga budaya tersebut tidak gampang memudar. Semoga artikel ini bermanfaat, bila ada nama-nama saudara yang disebutkan diatas mungkin hanya suatu kebetulan saja. Untuk tahu lebih banyak tentang budaya Bali silahkan baca artikel saya yang lainnya. Terima kasih

Sumber: www.cakepane.blogspot.com (dengan perubahan seperlunya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Source: http://ketutsujane.blogspot.com